Sore itu kami memutuskan untuk tidak ke danau segara anak. Kalau ke danau segara anak, kami harus kembali lagi ke pelawangan karena kami harus pulang lewat sembalun lagi. Motor diparkir di sembalun. Kami sudah lelah, ingin segera pulang dan bertemu martabak, jadi malam itu kami ngecamp dan besoknya segera turun. Malam terakhir di pelawangan, saya merasa benar-benar kedinginan sampai menggigil. Entah memang suhu yang lebih dingin atau suhu tubuh saya yang sudah kurang fit. Tambahan informasi. Saat kamu akan summit dan tenda tidak ada yang jaga, masukkan seluruh barang ke carrier jangan ada yang berceceran. Pun saat kamu sedang didekat tenda, jangan biarkan barang kamu berceceran. Hati-hati dengan orang asing. Kamis 10 Agustus 2017, kami bersiap untuk turun. dadaah pelawangaann Saya turun dengan sangat hati-hati karena lumayan sulit dan beberapa kali harus nyerodot. (nyerodot=kaya turun di perosotan gitu). Dengan vinny dan tata dibelakang kami. Kevin sudah duluan, katany
Sekitar pukul 01.00 dini hari, Rabu 9 Agustus 2017, kami semua bersiap untuk summit. Its time for summit attack ! Sinar lampu senter dan headlamp memenuhi langit malam itu. Awal trek menuju summit, menurut saya sudah sulit. Benar-benar nanjak dan tanah berpasir. Saya sempat jatuh kebawah saat menanjak. Saat sampai diatas, ternyata trek masih panjaangg. Beruntungnya saat kami summit, tidak ada badai angin kencang. Katanya, biasanya saat summit ke puncak anjani angin sangat kencang, bahkan kabut pun ikut menyertai perjalanan summit. Di tengah perjalanan saya berbarengan dengan hafid. Hafid jari kakinya berdarah. Tapi saya terus mencoba memotivasinya agar terus melanjutkan summit. Saya pun mengikuti tempo jalan hafid karena kakinya sakit dan mungkin tubuh nya yang sudah lelah dari perjalanan kemarin jadi banyak melakukan istirahat. Hafid selalu mengatakan sudah tidak kuat untuk meneruskan perjalanan tapi saya memaksa agar terus sampai puncak. Setelah melewati trek yang berkelok, s