Langsung ke konten utama

CERITA KE LOMBOK : Turun dari sembalun yang nyeremin

Sore itu kami memutuskan untuk tidak ke danau segara anak. Kalau ke danau segara anak, kami harus kembali lagi ke pelawangan karena kami harus pulang lewat sembalun lagi. Motor diparkir di sembalun. Kami sudah lelah, ingin segera pulang dan bertemu martabak, jadi malam itu kami ngecamp dan besoknya segera turun. Malam terakhir di pelawangan, saya merasa benar-benar kedinginan sampai menggigil. Entah memang suhu yang lebih dingin atau suhu tubuh saya yang sudah kurang fit.
Tambahan informasi. Saat kamu akan summit dan tenda tidak ada yang jaga, masukkan seluruh barang ke carrier jangan ada yang berceceran. Pun saat kamu sedang didekat tenda, jangan biarkan barang kamu berceceran. Hati-hati dengan orang asing.

Kamis 10 Agustus 2017, kami bersiap untuk turun.

dadaah pelawangaann

Saya turun dengan sangat hati-hati karena lumayan sulit dan beberapa kali harus nyerodot. (nyerodot=kaya turun di perosotan gitu). Dengan vinny dan tata dibelakang kami. Kevin sudah duluan, katanya kebelet pup. Harel hamid hafid pun jalan didepan. Cepat sekali. Pos 3 ke pos 1 full sabana. Saya dan vinny lari. Di pos 2 bertemu hafid, harel, tata, hamid. Saya dan vinny lanjut berlari hingga pos 1. Di pos 1 kevin sudah stay. Kami pun menunggu yang lain sampai lengkap lalu melanjutkan perjalanan hingga ke bawah. 



 akhirnyaa sampai bawah

Kami turun dari sembalun sekitar pukul 06.00 WITA. Hampir gelap. Sebelumnya kevin bilang, tidak berani diatas magrib kalau turun dari sembalun. Tapi ya gimana lagi. Kita lalalili...
Baru beberapa menit perjalanan, langit sudah gelap. Kami pun memasuki kawan hutan. Saat itu saya deg-degan karena jalan yang nanjak dan berkelok ditambah gelap. Hanya cahaya lampu motor yang menemani. Sandro berbonceng dengan umi saat itu. Motor sandro tidak kuat yang mengaruskan umi harus turun. Untung sebelumnya sandro udah nyuruh umi pegang headlamp. Kami semua berhenti saat mengetahui motor sandro masih dibawah. Jalan sangat berkelok. Tiba-tiba ada mobil truk besar yang mengharuskan kami minggir. Saya lupa kanan kiri jurang atau tidak. Yang pasti bahaya kalau sampai jatuh. Kevin langsung tancap gas meninggalkan yang lain. Bahaya katanya kalau diam disitu. Saya dan kevin menunggu diatas. Kabut dan angin datang dengan kencang. Setelah semua lengkap, kami melanjutkan perjalanan yang jalanannya turun terus. Diperjalanan kevin berbicara sambil kesel karena kita semua tidak mendengar kata kevin untuk turun dari pelawangan dengan cepat jangan terlalu siang. Akibatnya kami turun dari sembalun malam. Saat ada tanda 40km tiba-tiba kevin teriak alhamdulillah. Saya kira karena bentar lagi sampai dan bertemu jalan raya besar. Padahal maksudnya adalah kabut dan angin sudah pergi. Dan memang saya merasa suhu nya sudah berubah. Yah kamu tau lah yah maksudnya apa...

Sampai dirumah kevin, martabak sudah menyambut kami. Ditambah masakan ibu kevin. Mantaappp !!

Setelah makan kami semua bercerita tentang perjalanan tadi. Ternyata saat motor sandro tidak kuat yang mengharuskan umi harus turun, umi merasa ada yang memanggilnya. Dia kira sandro yang manggil, tapi bukan. Lalu ada yang manggil lagi. Ditambah kaki umi yang sudah sakit dan harus turun jalan nanjak bawa carrier. Untung hamid jemput. Selain itu, hafid yang di motornya sendiri juga merasa ada yang memanggilnya dan menyuruhnya untuk berhenti. Haduuu beruntungnya saya tidak mendengar hal-hal semacam itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA KE LOMBOK : summit ke puncak anjani

Sekitar pukul 01.00 dini hari, Rabu 9 Agustus 2017,  kami semua bersiap untuk summit. Its time for summit attack ! Sinar lampu senter dan headlamp memenuhi langit malam itu. Awal trek menuju summit, menurut saya sudah sulit. Benar-benar nanjak dan tanah berpasir. Saya sempat jatuh kebawah saat menanjak. Saat sampai diatas, ternyata trek masih panjaangg.   Beruntungnya saat kami summit, tidak ada badai angin kencang. Katanya, biasanya saat summit ke puncak anjani angin sangat kencang, bahkan kabut pun ikut menyertai perjalanan summit. Di tengah perjalanan saya berbarengan dengan hafid. Hafid jari kakinya berdarah. Tapi saya terus mencoba memotivasinya agar terus melanjutkan summit. Saya pun mengikuti tempo jalan hafid karena kakinya sakit dan mungkin tubuh nya yang sudah lelah dari perjalanan kemarin jadi banyak melakukan istirahat. Hafid selalu mengatakan sudah tidak kuat untuk meneruskan perjalanan tapi saya memaksa agar terus sampai puncak. Setelah melewati trek yang berkelok, s

CERITA KE LOMBOK : Naik kapal ke Lombok dari Surabaya

Mengisi liburan semester alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk mengunjungi dan menikmati keindahan Indonesia. Yaitu Lombok. Sebenarnya untuk ikut ke Lombok ini banyak sekali ‘godaan’. Godaan untuk menggagalkan saya untuk ikut ke Lombok ini cukup membuat saya pusing sampai tiba-tiba H-2 keberangkatan, saya hampir membatalkan keikutsertaan saya bersama teman-teman ke Lombok. Tetapi akhirnya saya ikut untuk berlibur ke pulau yang termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat ini. picture by google Sekarang saya akan bercerita tentang pengalaman saya dari awal perjalanan hingga cerita di lombok yang saya ingat sedetail mungkin. Jujur ini pengalaman yang akan sangat berkenang di memori saya. Dengan judul ‘Galleon goes to Rinjani’, Galleon ini adalah nama angkatan saya di Ilmu Kelautan UB, membuat saya dapat kesempatan untuk pergi ke Lombok. Dari Malang saya dan teman-teman mengendarai motor ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan maksud nanti berkeliling Lom